****
Kali ini bukan AQ yang berbincang. Tapi saya akan berbagi sebuah kejadian fakta yg baru saja terjadi dan saya berada di TKP.
Sebelumnya, saya mohon maaf kpd Bapak Polisi krn sdh menjepret beliau dg kamera HP.
Pagi ini saya di UGD untuk mengurus bbrp hal krn Ibu Nyai yang sedang sakit dan 'dipaksa' hrs opname. Tiba2, "brakkkk!!" Suara yg sangat keras terdengar tepat d depan UGD RS Muhammadiyah Jombang. Saya pun langsung keluar mencari tahu sumber suara tsb. Ternyata kecelakaan motor. Tiga buah motor tergeletak di Jl. Dr. Soetomo, seorang lelaki segera dilarikan k UGD dg dibopong riga orang, seorang lagi berjalan dipapah seorang lelaki berhelm dan seorang yg lain duduk mengindari jalan raya, beliau dalam keadaan tidak gawat.
Tiga bilik UGD diisi tiga orang berbeda. Bilik pertama, seorang wanita yg sangat baik dan sangat saya sayangi. Rintihan beliau seketika kalah tertindih rintihan dr bilik kedua. Ya, seorang laki2 berseragam polisi itu bernama Pak Eko. Baru saja beliau bertabrakan keras dg seorg laki2 paruh baya yg tergeletak galau di bilik tiga.
Kondisi keduanya berbeda. Lelaki paruh baya tampak biasa, begitu pun sakitnya. Tak ada keluhan parah, hanya wajahnya yg jelas menampakkan kegalauan. Sesaat kemudian beliau berbicara melalui telpon yg mengabarkan beliau kecelakaan dan izin tdk masuk kerja.
Sementara pak polisi masih merintih kesakitan. Tdk ada lima-sepuluh menit, rombongan polisi berdatangan. Sangat cepat informasi itu sampai hingga beberapa waktu kemudian kepala polisi pun datang. Wajah-wajah beliau tampak bingung, putar sana-sini, telpon sana-sini, jalan sana-sini, membuat sy mematung bingung.
Solid. Ini yg saya dapat. Secepat kilat puluhan polisi memenuhi UGD, sebagian mengatur di jalan raya tempat kecelakaan. Semakin terdengar rintihan dan suara alat yg menyeramkan terdengar memompa, semakin berdatangan polisi yg lain. Saya juga melihat seorang polwan berjilbab tampak galau tapi tenang.
Sigap. Kesolidan itu berbuntut sigap. Kilatan kedatangan para polisi menunjukkan kesigapan atas apa yg terjadi. Baik sigap kpd sahabatnya yg tertimpa musibah maupun sigap thd kasus kecelakaan scr umum.
Kematian. Saya sempat mengintip ke bilik dua. Beberapa dokter tampak sibuk. Wajah Pak Eko pucat, begitupun tangan beliau. Sama sekali tidak ada darah, tidak ada luka. Hanya sedikit terlihat celana beliau kotor krn aspal, tdk sobek. Saya heran, mengapa sampai mengeluarkan alat berbunyi seram begitu, sementara tdk ada luka.
Bilik tiga masih galau. Tiga org laki2 yg st duga adlh teman dr korban kecelakaan itu pun tampak mematung galau dg pakaian yg sangat sederhana. Hati saya teriris melihat fenomena itu. Ditambah saat istri dan anak beliau datang dg ekspresi galau, tampilan yg juga sangat sederhana. Bilik tiga mematung menyaksikan riwa-riwinya polisi.
Sesaat kemudian seorg perempuan berseragam putih dtg tergopoh-gopoh. Dari seragamnya, menunjukkan beliau adlh perawat RSUD. Jelas saya melihat bagaimana ekspresi tangisnya. Pilu, melihat sang suami tergeletak kesakitan tanpa luka yg terlihat.
Setelah a,b,c, Pak Eko pun dilarikan ke ruang operasi.
Beberapa menit kemudian, saat saya hendak membuat tulisan ini di ruang tunggu, salah seorang polisi berdiri di depan saya dan berbincang dg org lain melalui telpon. Dari situ jelas saya mendengar bahwa Pak Eko telah meninggal dunia.
Innalillahi wa inna ilahi roji'un...
Dengan SKSD, saya pun membuka percakapan dg pak polisi, kepo. Dari situ saya mendapat kabar bahwa tdk ada luka di luar, beliau juga tdk mengidap penyakit dlm, sehat. Setir sepeda motor menghantam perut beliau dan mengakibatkan luka dlm. Belum sampai dibedah, ajal telah menjemput beliau.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un...
Kematian, siapa yg tahu ? Tidak sampai satu jam, Pak Eko telah pergi. Siapa yg tahu ? Masih pagi, pasti sudah diawali semangat bersama indahnya mimpi. Tapi, apakah kematian menunggu kesepakatan janji ? Tidak, tidak ada notifikasi sblmnya kalau beliau saat itu akan dijemput malaikat maut menuju alam lain yg abadi. Terlepas bagaimana jalan kematian itu, siapa yg salah, harusnya bagaimana dan lain sebagainya, kematian pasti menyapa.
Li kully syai-in ajal.
All will end.
Saya, Qurrotu Ainy Qurani mengucapkan bela sungkawa utk Pak Eko yg telah mengabdi utk negeri ini. Semoga jannah-Nya adalah sebaik-baik tempat utk beliau, maghfiroh-Nya menyelamatkan beliau dari api neraka. Dan keluarga diberi kesabaran serta kekuatan. Aamiin
~ Qurani
The story so sad...
BalasHapusYup. That's right
BalasHapusYup. That's right
BalasHapus👍👍👍👍👍 😆
BalasHapus