This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 18 November 2015

ALLAH-KU

 
Allah, dengan gagah menepuk pundak sang hamba seraya berkata mengokohkan hati, "Aku tak akan diam apabila ada yang mengusikmu."
Dia pun tersenyum lembut dan mengelus kepala sang hamba, "Karena Aku, selalu membersamaimu."
Begitulah Dia, yang selalu hadir dan memang hendaknya selalulah kita hadirkan dalam setiap waktu. Karena Dia yang paling mengerti kita. Rasakan getar cinta-Nya. Rasakan kehadiran sang Maha Kuasa. Hasbunallah...


~ Qurani

KARENA DAKWAH TAK SELALU DI ATAS MIMBAR


Karena dakwah tak selalu di atas mimbar. Pun tak melulu dengan sorban.
Sabda Rasulullah, "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat" tentu tidaklah asing bagi kita. Dan Islam yang indah tak sedikitpun mengajarkan strategi yang merusak atau menakut-nakuti di dalamnya, tak juga ajarkan 'menghembuskan nafas dakwah dalam atmosfer yang ternoda.'
Islam yang damai ajarkan yang damai pula. Islam adalah nuur, cahaya yang menerangi kegelapan. 
Dialah lentera, dan kita pasukan pembawa lentera itu.
Haruskah kita tinggalkannya?
Rise Your self To Help Mandkind (RYTHM).
Maka mari tingkatkan Kualitas Diri, Ekonomi dan Sosial (KaDES) untuk wujudkan Care and Solidarity for Humanity (CASH) dan Islam, jayalah selalu.



~ Qurani

IBADAH NGGAK NUNGGU MATI


Ini bukan rekayasa. Bukan pula kisah dalam sinetron atau telenovela. Ini realita.
Di salah satu Rumah Sakit Internasional di Surabaya yang tak jarang muncul penampakan wajah2 asing dan aseng, terdapat satu ruang khusus yang tertulis Mushola / Ruang Berdoa.
Terharu, melihat wajah2 pribumi yang khusyu' dalam sholat berjama'ah maupun sendiri, dzikir dan juga mengaji Al-quran.
Tampaknya tempat itu tidak ada sepinya. Mereka datang silih berganti. Tak hanya sholat wajib, tetapi juga sunnah !
Subhanalah... wajah2 teduh itu menjadi pelajaran untuk kita semua.
Mereka bukan orang2 berdasi, hanya orang2 berseragam. Tidak semua berjilbab atau bercelana di atas mata kaki. Mereka adalah perawat, security, cleaning service, penjaga kantin dan beberapa petugas lainnya.
Kompak dan segar dengan basuhan air wudhu.
Ibadah nggak pakek nanti, nggak nunggu mati.
Semoga keberkahan menyertai kita semua.


~ Qurani

EMPTY YOUR CUP


 18 Agustus

Karena keinginan mulia haruslah diperjuangkan. Perubahan dan perbaikan diri untuk yang lebih besar.
Tak hanya diam. Tapi bergerak, berbuat, bertawakal kepada Nya.
Maka melihat sisi lain di sekeliling kita untuk dijadikan pelajaran pun menjadi keharusan. Dengan berbekal keyakinan "Aku tidak lebih baik dari siapapun. Untuk itulah aku membuka hatiku untuk menerima hikmah dan pelajaran."
Empty your cup.


~ Qurani

SEMPURNA



"Man tholaba akhon bilaa 'aibin, baqiya bilaa akhin. Barangsiapa mencari teman yang tidak mempunyai cela / aib, maka ia tak akan mendapatkan teman"
Ini tak semudah yang dinyanyikan oleh Andra and The Backbone, "Sempurna". Sisi negatif atau kelemahan seseorang adalah wujud kesempurnaannya sebagai seorang manusia. Bila tak ada sedikit pun cela, maka dia bukanlah manusia yang sesungguhnya.
Jadi, mengapa bersusah mencari yang sempurna ? Bukankah kita sendiri tidaklah bersih sempurna ?
Silahkan browshing di google, lacak dengan GPS, hingga order di Tokopedia sampai Warteg pun, tak akan temukan sosok teman yang kinclong tak ber-AIB. Karena yang sempurna hanyalah Dia ; Allah, our top of oriented.
26 Agustus · BlackBerry Smartphones App ·

~ Qurani

Maaf vs Gengsi and The Genk

Maaf vs Gengsi and The Genk

Tidak mau meminta maaf karena gengsi ?
Malu, takut, grogi atau yang sejenisnya alias and the genk ?
Enggak ah.. 
Kalau MTV "gue banget", yang mental beginian mah nggak cocok dibilang "gue banget" untuk kita, Muslim keren dan tangguh...

Hikmah malam ini, sedikit berbagi.
Seorang guru (nama disensor), mengaku melakukan kesalahan yang tidak disengaja disebabkan oleh LUPA.
Beliau sudah membuat janji bertemu dengan seseorang untuk sebuah urusan malam ini. Namun karena beberapa sebab, agenda yang telah dijanjikan tidak dapat direalisasikan dan tidak ada konfirmasi sebelumnya karena lupa.
Dalam mahfudzot dikatakan bahwa "aaafatul 'ilmi an-nisyaan, penyakit ilmu adalah LUPA." Dan, sering kita dengar bahwa manusia itu tempatnya salah serta lupa. Bukan sekedar tempat, bahkan gudangnya !
Nah, lalu apakah kita kemudian angkat tangan begitu saja ?
Tentu tidak.
Sang guru dalam sikapnya memberi pelajaran bahwa sedikitpun kesalahan yang dilakukan, tetaplah maaf harus diwujudkan dengan laku dan ucapan.
Tak pandang siapa kita dan siapa dia yang menjadi "korban" kekhilafan kita, kata maaf tetaplah harus terucap dengan segera.
Disamping untuk menjaga keharmonisan dalam ukhuwah, jika hal ini tidak segera dibersihkan akan merembet ke lingkar dosa karena menyangkut "haqqul adami", hak manusia yang pada akhirnya juga menyeret kepada "haqqullah" dan menambah catatan buruk dalam rekening hidup kita yang akan mengurangi saldo kebaikan. Tampak kecil dan enteng memang, tapi hal ini mempermudah langkah menuju neraka. Na'udzubillah...
Coba, mari kita renungkan. Apakah Sang Guru tadi gengsi ?
Tentu tidak.
Malu, takut, grogi and the genk ?
Tidak juga.
Disinilah nilai seni dalam berkomunikasi dan berkawanisasi.
Stop tipu-tipu, no gengsi-gengsi.
Dara, seorang penyanyi cilik mengajak kita untuk membuka hati dengan lagu "Tiga Kata Ajaib"nya.
Dengan manis ia berkata dalam syair lagunya, cekidot ;
"Ada tiga kata yang sangat ajaib yang bisa merubah hidup kita. Caranya mudah saja dengarkanlah dan ikuti aku.
Yang pertama katakan tolong setiap kau minta bantuan.
Yang kedua terima kasih saat ada yang datang membantu.
Lalu ketiga ucapkanlah maaf jika kau sakiti siapapun.
Ucapkan semua setulus hati dan keajaiban akan terjadi."
Apakah salah jika kita belajar dari seorang anak kecil ?
Tentu tidak, kawan.. smile emotikon
Lagi-lagi "maaf". Dengan setulus hati. Mudah saja, bukan ?
Bukan bangga atau diam terendap lara dalam kegengsian.
Bukankah kita sedang belajar menjadi seorang Muslim keren dan tangguh ? smile emotikon
Lalu, masihkah kita beralasan untuk tidak meminta maaf atas khilaf salah walau seberat biji dzarroh?
Haruskah kita menunggu saat lebaran untk itu ?
Tentu tidak, bukan..?
Dan saya pun mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh saudarasmile emotikon.
*****
~Untukku, Untuk Kita
@Annie

Ahad, 30 Agustus menuju September Ceria. Otewe night. At 20.35 PM

"Tak Dapat Dipungkiri"


Dalam sebuah standing party peresmian salah satu hotel di Jawa Timur, seorang direktur menyampaikan kalimat romantis mengiringi sambutannya. Hotel yang baru saja diresmikan itu khusus dipersembahkan untuk sang istri sebagai tanda cintanya.
Tetes air mata haru begitu saja mengalir di kedua mata sang istri saat disebut nama masa kecilnya yang dijadikan "judul" hotel. Sang direktur pun menegaskan bahwa dibalik sukses serta kuatnya seorang lelaki ada dua sosok anggun dan tangguh yang sangat berjasa serta begitu berharga. Mereka adalah "Ibu dan Istri".
Tak dapat dipungkiri, peran penting "Ibu dan Istri" menjadi alasan kuat bagi hampir semua kaum Adam. Tak peduli siapa dia, sosok itu adalah ratu hati bagi setiap jiwa.
Rasulullah SAW pun, menyebut namanya tiga kali tatkala bersabda tentang siapakah orang yang patut kita hormati. "Ibumu, ibumu, ibumu, lalu Bapakmu."
Yusuf Islam, dalam lagu Your Mother mengatakan , "Cause who used to hold you. And clean you and clothes you.
Who used to feed you? And always be with you. When you were sick, Stay up all night, Holding you tight. That's right no other. Your mother (My mother)."
Tak hanya itu, ia yang mendengarkan kita bahkan sebelum kita mampu berbicara. Ia adalah malaikat yang dikirim oleh Allah untuk kita.
Begitu halnya istri. Berbagai keutamaan seorang istri telah Rasulullah wasiatkan sebagaimana wasiat beliau kepada putrinya, Fathimah. Ia yang selalu bersama dengan suami secara dzohir dan bathin. Yang selalu menghadirkan sang suami dalam setiap doa kalbu. Senantiasa tersimpan dan tersebut dalam setiap doa yang dipanjatkan.
Dengan perangainya yang lembut, ia adalah penyejuk mata hati untuk sang belahan jiwa yang siap bersama mengarungi indah cerita dunia dan saling membantu membangun rumah abadi di surga.
Sekali lagi, "Tak Dapat Dipungkiri."
Perhatikan saja, sering kita jumpai seorang anak ketika bangun dari tidurnya, yang ia panggil pertama kali adalah Ibu, Ummi, Bunda, Mama dan apapun namanya. Ketika menangis pun demikian. Dan banyak hal lain yang menunjukkan power seorang perempuan sebagai ibu atau istri.
Bahkan, Musa - sang hafidz cilik - bisa begitu menakjubkan dengan hafalan al-qur'annya karena manajemen apik sang ibu. Tentu juga karena koordinasi menawan sang istri bersama suami.
Bagaimana dengan kita ?
Tentu kita mempunyai jawaban dan kisah masing-masing tentang sosok luar biasa itu smile emotikon.
Semoga, kita yang Muslimah bisa menjadi Muslimah yang sesungguhnya. Bukan Muslimah "seperti".
Dan, semoga Allah mengampuni, menyayangi dan memberikan jalan yang lapang serta lurus untuk sosok indah bagi kita itu.
Allah, kepada seorang pelacur bisa memberikan maghfiroh-Nya serta menjaminkan surga karena ketulusan perempuan itu ketika memberi minum dengan sepatunya untuk seekor "anjing" yang tengah kehausan. Maka sangatlah boleh jika kita memohonkan ampun kepada-Nya untuk "Ratu Hati" kita yang juga dengan tulusnya mencurahkan seluruh kasih sayangnya untuk kita, "manusia". Tak hanya air tatkala kita kehausan, bahkan lebih dari itu.
Doa anak sholeh menjadi salah satu perkara yang tidak akan terputus. Maka menyolehkan diri adalah keharusan bagi kita semua smile emotikon.
Barokallahu fiikum.
*****
~Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya~
Graha Amerta Surabaya, 31 Agustus 2015 - 13.30 WIB

"Pelajaran di Depan Mata"

"Pelajaran di Depan Mata"

Asli keren. Seorang perempuan menyapa saya dengan senyum dan duduk tepat bersampingan dengan saya di barisan kursi kedatangan domestik.
Tepat di depan saya, duduk seorang anak yang tak lain adalah putra dari perempuan cantik dan anggun tersebut. Wajah ibu dan anak yang sumringah, cerah serta tenang.
Sang anak tertunduk. Bukan malu, bukan pula asyik dengan gadget layaknya kebanyakan anak masa kini. Cool, khusyuk, tak terganggu dengan sekeliling. Di tengah diamnya, sang ibu memanggil anak dan berbicara kepadanya. Terdengar jelas di kanan saya. Sang anak pun menoleh menjawab dan kembali asyik dengan bukunya.
Spontan saya senggol kaki seorang sahabat di kiri saya.
"Coba perhatikan anak itu. Keren. Bukan gadget, dia asyik dengan bukunya." Sambil berbisik kami bersama-sama memperhatikan dan mengambil hikmah langsung. Gratis ! Bukan berniat menggosip.
"Iya.. kerenn.. cool, nyantai.."
"Lebih keren lagi, ibunya barusan bilang 'Mas, sudah adzan belum ya?', si anak menjawab 'kayaknya belum, Ma.' "
Bla..bla..bla.. kami pun sedikit berdiskusi dan mulai asyik memperhatikan gerak-gerik keduanya. Ada canda, harap dan doa di sela diskusi kecil itu. Tentang si kutu buku, kutu qur'an, kutu hadits, kutu kitab hingga getaran sang ibu.
Subhanallah... so sweet sekali.
Sang ibu beranjak dari duduknya, berdiri "celingukan" di tengah kerumunan manusia. Pasti mencari suaminya. Begitu yakin kami menyimpulkan. Sementara si anak, masih tetap berkutat dengan buku.
Tiba-tiba wajahnya sumringah dan memanggil si anak. Sang ibu tampak mengendap-endap seperti hendak memberi kejutan. Kemudian sedikit berlari menerobos barisan disusul si anak.
Spontan, saya ikut berdiri dan menerobos mengikuti. Sekedar ingin tahu dan cukup tertarik. Sahabat saya pun tiba-tiba berdiri di samping saya. Dan kami menyaksikan romantisme keluarga indah itu dari kejauhan. Subhanallah.. Indahnyaaa.. Ketiganya tampak sumringah, berjalan melewati kami.
Dalam rangkulan sang ayah, si anak berjalan tetap dengan pandangan menunduk dengan bukunya. Sesekali memandang ayahnya dengan senyum hangat dan pembicaraan yang tidak dapat kami dengar, kami pun tak berniat mendengarnya. Sementara sang ibu disibukkan dengan koper lelaki yang kami yakini adalah suaminya.
Ini, lebih dari sekedar sinetron atau film layar lebar.
Sekedar berbagi, bukan hendak berlebay atau berlagak kepo atas fenomena sosial yang tampak tepat di depan mata. Sekedar mengambil hikmah untuk direnungi dengan persepsi masing masing kepala.
Ini kisahku, bagaimana dengan Anda ? kiki emotikon


*****
~Untukku, Untuk Kita
@Annie



Bandara Juanda, Surabaya.19 September 2015, 17.35 WIB

AMBIL HIKMAHNYA, KAWAN..

AMBIL HIKMAHNYA, KAWAN.. 


"Khudzil hikmata walaw min lisaanil khinziir, ambillah pelajaran walaupun dari mulut babi."
Ini menunjukkan bahwa hikmah dapat diperoleh dari manapun sekalipun dari sumber yang tidak baik.
"Jangan melihat siapa yang menyampaikan, tapi lihatlah apa yang disampaikan." Maka, empty your cup.

Senada dengan sebuah judul buku, "Menyimak Kicau Merajut Makna." Dan kicau pun, bisa disimak lalu kemudian dapat dirajut maknanya baik kicauan indah maupun serak parau.

~Untukku, Untuk Kita

@Annie 

Bondowoso, 10 September 2015

Ketidaksempurnaan Itu Menyempurnakan.

Ketidaksempurnaan Itu Menyempurnakan.

Dan memahami ketidaksempurnaan adalah keindahan, menenangkan serta menyenangkan.
Dalam diam menghayati ketidaksempurnaan. Dalam diam memasuki ke kedalaman sisi dalam yang lain.
Dalam teduh menyusurinya.
Dalam kesantunan tertutur rangkaian penguatan dan tegur perbaikan.

Sejatinya, semua tidaklah sempurna.
Dan bermacam ketidaksempurnaan itu saling melengkapi, saling mengisi, saling berbagi, saling berbenah.
Sejuknya tegur halus para sahabat Rasulullah.
Memberi pelajaran bahwa dalam senyap ada hikmah. Dalam sunyi ada aliran lembut, mengantarkan pada jalan yang semestinya. Ada keterpaduan, ketulusan dan juga kesungguhan.
Dan di sini ada harap, ada cita, ada doa agar Allah beri kesempatan pada diri untuk menjadi sahabat Rasulullah di zaman ini.
@Annie


Bondowoso, 27 Oktober 2015

DIAM

Diam bukan berarti tak bisa bersuara. Ada ungkapan hati yang dilantunkan dengan ritme berbeda. Tak bisa dipaksakan, tak harus disamakan.
Begitupun tegas. Bukan berarti ia jahat, sadis penuh murka dan amarah. Ia adalah ritme lain dalam pengungkapan suara hati yang tidak menutup ruang kebijaksanaan. Iramanya pun berbeda. Tak bisa dipaksakan, tak harus disamakan. Darinya, tak ada unsur menghakimi atau mengutuk sisi.
Keduanya adalah ekspresi. Yang bisa hadir kapan saja mengikuti tiap pergerakan masa. Berselang saling menopang untuk menjaga wazannya agar seimbang.
Ada keteduhan, ada senyum keindahan dan ada pula keikhlasan niat.
Namun demikian, semua itu jauh lebih baik jika dimulai dari diri sendiri.
Ya, bagaimana tegas dan bijak kepada diri. Bukan hanya memberlakukan ketegasan kepada orang lain. "Kaburo maqtan 'indallahi an taquuluu maa laa taf'aluun."
Baiknya bercermin, tanyakan pada diri (bukan bertanya pada rumput yang bergoyang),
"Halloo bagaimana kabarmu ? Siapakah dirimu ? Lantas, bagaimana pula denganmu ? Engkau sendiri sudah kah ?" Bla..bla..bla sederet pertanyaan lainnya. Karena kelak kita pun akan ditanya oleh yang berwenang, yang berkuasa.
"Sayangi dirimu" (bukan iklan)
~ untukku, untuk kita ~
@Annie


Bondowoso, 30 Oktober 2015

Bapakku, Pahlawanku.

Bapakku, Pahlawanku.
"Yups. That is your name. Qurrotu Ainy : dhomir anaa / nahnu. Bapak sebut-sebut nama itu di gerbang keluar Ponpes Persis."
Sebuah pesan singkat dari kakak pertamaku yang banyak tahu tentang sosok pahlawan itu. Ya, dialah Bapakku tercinta.
Tes.. tes.. tes.. berderai.
Sempat aku protes dengan nama itu saat aku masih anak-anak. "Kenapa namaku jelek?"gerutuku dalam hati. "Ah, apalah arti sebuah nama." Pikirku berpositif.
Beranjak dewasa akupun paham, bahwa ada doa di situ. Semakin memahaminya akupun semakin sadar akan kedalaman maknanya. Nama itu yang termaktub dalam al-quran, yang disebut dalam doa, yang menjadi penyejuk mata hati. Tak hanya itu, panggilan Ai pun menyiratkan makna cinta dalam arti bahasa yang berbeda. Bahkan tak sedikit yang memanggilku Ratu. Akupun mulai tersenyum dan bersyukur.
I still can hear your voice calling out my name.
Seketika teringat memori masa kecil bersamanya. Beliaulah yang sangat sederhana, tak banyak bicara, diam, sabar, penyayang, tegas dan sungguh bijaksana.
Saat itu aku merengek menangis karena Bang Rhoma.
"Pak dhe, pak dhe.. Mbak Ani pacarnya Rhoma Irama. Itu Rhoma nanyi Ani..Ani..." seorang tetangga menggodaku hingga membuatku menangis dan tak menyukai Bang Rhoma. (Maaf Bang Rhoma, itu memori masa kanak-kanak (^^)).
Melihat aku tak terima, beliaupun dengan tenang berkata, "tidak apa-apa... Itu cuma nyanyian, film.. tidak sungguhan." Dan akupun kembali bermain.
Bapakku, pahlawanku. Beliaulah yang pandai berbagi waktu dengan keluarga. Di tengah kesibukannya masih bisa menyisakan waktu untuk sekedar berkisah, memberi sentuhan hangat kepadaku sebelum terlelap, mengantarku ke sekolah, memberikan kejutan hadiah di meja kamar tidurku saat aku sudah asyik bersama mimpi dan membuatku tertawa riang esok paginya, yang rela kembali ke pasar hanya untuk membelikan pita untukku, yang erat mendekapku kala kepolosan anak2 yang berpetualang dan memakan tumbuhan sehingga berakibat pada keracunan massal bersama teman-teman, yang mengayun-ayunku setiap sore ketika aku mulai mengganggu di pangkuannya saat ia membaca koran, yang setiap libur sekolah jumat mengajakku ke kantor dan menemaninya bekerja, yang menyisakan waktu untuk liburan keluarga, yang meninggalkan pekerjaan untuk memenuhi undangan reuni keluarga ibu, yang berhujan-hujanan menjemputku di malam hari setelah mengaji di masjid dan akupun berlindung di balik tubuhnya saat kilat membelah langit tepat ketika kami berjalan di depan kuburan.
Beliau yang waktu itu bersama ibu memuji dan memotivasiku saat beliau bertanya, "cita-citamu apa, nak ?"
"Aku mau jadi guru !" Aku pun tertawa riang melihat keduanya tersenyum mengamini dan menambah guyonan yang membuat Ani kecil ge-er.
Beliau juga yang mengajarkan tentang rasa "eman" dan menghargai hal yang dianggap kecil. Yang ketika uang seratus perak logam kuningku terjatuh di closet, beliau membungkus tangannya dan mengambilnya untukku. Juga saat uang lima puluh perak (hanya lima puluh!) milikku terjatuh di tumpukan kayu, dengan bijak beliau mengutusku untuk tetap mengambilnya, sekecil apapun itu masih bisa dimanfaatkan dan tak boleh disia-siakan.
Pun beliau yang menyelesaikan permasalahan keluarga dan beberapa kelompok dengan tenang, bijaksana dan mengedepankan musyawarah. Yang selalu sempatkan untuk menjenguk putra-putrinya dimanapun berada dalam rangka menuntut ilmu.
Beliaulah yang dengan sabar menerima dan melayani seorang lelaki tua yang telah hilang kesadaran berfikirnya. Ya, lelaki tua itu, masih kental di ingatanku. Wak Ekrom, begitu kami memanggilnya. Beliau adalah guru Bapak yang tak lagi waras. Yang rutin tiap Ba'da subuh, dhuhur dan isya' datang ke rumah untuk mengetuk pintu mencari Bapak atau sekedar berceramah di depan rumah. Di saat yang lain takut dan enggan kepada Wak Ekrom, dengan tenang beliau melayaninya, membiarkannya tetap berceramah meski saat itu tengah ramai tamu di rumah. Beliau yang saat itu mengajarkan agar tidak memandang orang lain dengan sebelah mata.
Semua telah berlalu begitu indah. You went so soon, so soon.. you left so soon, so soon..
Saat beliau telah kembali kepada-Nya, Wak Ekrom pun sedikit demi sedikit tak muncul di rumah, lama-lama beliau tak pernah lagi datang ke rumah hingga kami pun merindukan celotehannya, dalil2 yg beliau sampaikan, juga ketukan batu di kaca jendela setiap ba'da subuh. Dan terakhir yang kudengar, Wak Ekrom telah berpulang juga. Allahummaghfirlahumaa.
My Dad, My Hero. I miss the time you were around.
But I’m so grateful for every moment I spent with you.‘Cause I know life won’t last forever.
Tak banyak yang aku tahu tentang pahlawanku. Hanya beberapa kenanganku dan juga saudara-saudaraku bersamanya. Hanya mendengar dari beberapa orang termasuk ibu, kakak dan kerabat atau sahabat beliau.
Aku, sangat bersyukur telah menjadi darah daging dari seorang lelaki malikat itu. Dialah pahlawanku.
Di sini, di hati ini, engkau selalu menemani.
Dan kelak, kita kan berjumpa di surga-Nya. Aamiin.
Hanya secuil catatan di hari pahlawan. Sekedar mengambil moment, sedikit berhiper-hiper dan sejenak mengenang.
Anda tentu punya kisah tentang pahlawan itu juga, bukan ? smile emotikon
love you my Dad..
@Annie


Bondowoso, 12 Nopember 2015
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html
Diberdayakan oleh Blogger.