Rabu, 18 November 2015

"Pelajaran di Depan Mata"

"Pelajaran di Depan Mata"

Asli keren. Seorang perempuan menyapa saya dengan senyum dan duduk tepat bersampingan dengan saya di barisan kursi kedatangan domestik.
Tepat di depan saya, duduk seorang anak yang tak lain adalah putra dari perempuan cantik dan anggun tersebut. Wajah ibu dan anak yang sumringah, cerah serta tenang.
Sang anak tertunduk. Bukan malu, bukan pula asyik dengan gadget layaknya kebanyakan anak masa kini. Cool, khusyuk, tak terganggu dengan sekeliling. Di tengah diamnya, sang ibu memanggil anak dan berbicara kepadanya. Terdengar jelas di kanan saya. Sang anak pun menoleh menjawab dan kembali asyik dengan bukunya.
Spontan saya senggol kaki seorang sahabat di kiri saya.
"Coba perhatikan anak itu. Keren. Bukan gadget, dia asyik dengan bukunya." Sambil berbisik kami bersama-sama memperhatikan dan mengambil hikmah langsung. Gratis ! Bukan berniat menggosip.
"Iya.. kerenn.. cool, nyantai.."
"Lebih keren lagi, ibunya barusan bilang 'Mas, sudah adzan belum ya?', si anak menjawab 'kayaknya belum, Ma.' "
Bla..bla..bla.. kami pun sedikit berdiskusi dan mulai asyik memperhatikan gerak-gerik keduanya. Ada canda, harap dan doa di sela diskusi kecil itu. Tentang si kutu buku, kutu qur'an, kutu hadits, kutu kitab hingga getaran sang ibu.
Subhanallah... so sweet sekali.
Sang ibu beranjak dari duduknya, berdiri "celingukan" di tengah kerumunan manusia. Pasti mencari suaminya. Begitu yakin kami menyimpulkan. Sementara si anak, masih tetap berkutat dengan buku.
Tiba-tiba wajahnya sumringah dan memanggil si anak. Sang ibu tampak mengendap-endap seperti hendak memberi kejutan. Kemudian sedikit berlari menerobos barisan disusul si anak.
Spontan, saya ikut berdiri dan menerobos mengikuti. Sekedar ingin tahu dan cukup tertarik. Sahabat saya pun tiba-tiba berdiri di samping saya. Dan kami menyaksikan romantisme keluarga indah itu dari kejauhan. Subhanallah.. Indahnyaaa.. Ketiganya tampak sumringah, berjalan melewati kami.
Dalam rangkulan sang ayah, si anak berjalan tetap dengan pandangan menunduk dengan bukunya. Sesekali memandang ayahnya dengan senyum hangat dan pembicaraan yang tidak dapat kami dengar, kami pun tak berniat mendengarnya. Sementara sang ibu disibukkan dengan koper lelaki yang kami yakini adalah suaminya.
Ini, lebih dari sekedar sinetron atau film layar lebar.
Sekedar berbagi, bukan hendak berlebay atau berlagak kepo atas fenomena sosial yang tampak tepat di depan mata. Sekedar mengambil hikmah untuk direnungi dengan persepsi masing masing kepala.
Ini kisahku, bagaimana dengan Anda ? kiki emotikon


*****
~Untukku, Untuk Kita
@Annie



Bandara Juanda, Surabaya.19 September 2015, 17.35 WIB

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html
Diberdayakan oleh Blogger.